Arsip November 2021
Prospek Reksadana di Akhir Tahun 2021
Pengen tau bagaimana prospek reksa dana di akhir tahun?Yuk ikutan sesi live IG KIMI @kiwoom.invest bareng @idx_ntt
Selengkapnya
Rapor Reksa Dana Hijau pada Oktober 2021
Bisnis.com, JAKARTA – Infovesta Utama mencapat kinerja reksa dana sepanjang Oktober 2021 bergerak di area positif seiring ditopang beragam sentimen global. Misalnya rencana tapering off, krisis utang Evergrande China, kenaikan harga komoditas global imbas krisis energi di sejumlah negara maju, kendala rantai pasokan global hingga kekhawatiran stagflasi. Hal tersebut berdampak pada kinerja reksa dana baik berbasis ekuitas maupun surat utang. Kinerja reksa dana berbasis ekuitas melalui Infovesta Equity Fund Index mengalami kenaikan imbal hasil tertinggi sebesar 3,53 persen secara bulanan atau 1,65 persen secara YTD. Kenaikan tersebut utamanya didorong oleh IHSG yang naik sebesar 4,84 persen ke level 6.591. Pada awal Oktober, IHSG bergerak di level 6.228 dan melaju ke level 6.658.77 pada pertengahan bulan. Hal itu membuat pergerakan reksa dana saham ikut menghjiau. Apalagi ditopang oleh permintaan komoditas global yang meningkat seiring dengan krisis energi yang melanda China, Eropa, AS, hingga Singapura. Kinerja reksa dana berbasis surat utang melalui Infovesta Fixed Income Fund Index pun cukup bertenaga karena masih mengalami kenaikan sebesar 0,54 persen secara bulanan. Dalam lelang SBN pekan lalu saja, penawaran yang masuk melebihi target indikatif atau sebesar Rp50,14 triliun yang mengindikasikan likuiditas yang cukup besar di pasar obligasi. Meski demikian, aksi jual asing di pasar obligasi masih terjadi bahkan mencapai Rp11,58 triliun sepanjang Oktober 2021 imbas rencana tapering off yang akan dimulai pertengahan November 2021. Sepanjang 2021, kinerja reksa dana campuran justru unggul disbanding reksa dana lainnya yakni sebesar 4,47 persen. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan indeks acuan secara YTD yakni IHSG sebesar 10,24 persen serta IGBI dan ICBI masing-masing sebesar 3,82 persen dan 0,77 persen. Selanjutnya, kinerja reksa dana jenis pasar uang mencatatkan imbal hasil positif sebesar 0,23 persen atau 2,79 persen secara YTD. Tren suku bunga rendah yang dipertahankan di level 3,5 persen turut berpengaruh pada imbal hasil reksa dana pasar uang. Meski demikian, instrumen pasar uang tetap menjadi instrumen investasi paling aman di tengah gejolak pasar yang terjadi. Kinerja reksa dana yang tercatat positif baik secara bulanan dan YTD di tengah sentimen global yang membayangi mencerminkan kondisi pasar modal Indonesia yang cenderung lebih resilient. Source: Bisnis.comAuthor: Pandu GumilarEditor : Hafiyyan
Selengkapnya
Simak lima seri sukuk yang dilelang pada hari ini (2/11)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali akan menggelar lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara pada hari ini (2/11). Pada lelang kali ini, pemerintah menetapkan target indikatif sebesar Rp 4 triliun. Dilansir dari laman Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, terdapat lima seri sukuk yang akan dilelang, yakni satu seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara - Syariah) dan empat seri PBS (Project Based Sukuk). Dana yang diperoleh dalam lelang ini akan digunakan pemerintah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2021. Berikut kelima seri sukuk yang akan dilelang pada hari ini: SPN-S 03052022 yang jatuh tempo pada 3 Mei 2022 dengan imbalan diskonto PBS031 yang jatuh tempo pada 15 Juli 2024 dengan imbalan 4%. PBS032 yang jatuh tempo pada 15 Juli 2026 dengan imbalan 4,875%. PBS029 yang jatuh tempo pada 15 Maret 2034 dengan imbalan 6,375% PBS028 yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2046 dengan imbalan 7,75% Lelang ini akan dibuka pukul 09.00 WIB dan ditutup pukul 11.00 WIB pada hari ini. Adapun hasil dari pelaksanaan akan diumumkan pada hari yang sama dan tanggal setelmen jatuh pada Kamis 4 November 2021. Lelang SBSN akan dilaksanakan dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai Agen Lelang SBSN. Lelang bersifat terbuka (open auction) dan menggunakan metode harga beragam (multiple price). Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian kompetitif akan membayar sesuai dengan yield yang diajukan. Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian non-kompetitif akan membayar sesuai dengan yield rata-rata tertimbang (weighted average yield) dari penawaran pembelian kompetitif yang dinyatakan menang. Selain itu, Lelang SBSN seri SPN-S akan diterbitkan menggunakan akad Ijarah Sale and Lease Back dengan mendasarkan pada fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) nomor 72/DSN-MUI/VI/2008. Sedangkan SBSN seri PBS menggunakan akad Ijarah Asset to be Leased dengan mendasarkan pada fatwa DSN-MUI nomor 76/DSN-MUI/VI/2010. Source: Kontan.co.id Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
Selengkapnya
Permudah Pengawasan, OJK Luncurkan OBox Buat BPR dan BPRS
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan aplikasi OJK Box (Obox) untuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) pada Selasa (2/11). Aplikasi ini ditujukan agar perbankan dapat menyalurkan informasi transaksional kepada OJK dengan cara yang lebih efisien. "Informasi ini akan melengkapi laporan yang telah disampaikan, sehingga OJK dan BPR/BPRS dapat meningkatkan awareness terhadap risiko yang akan dihadapi," ujar Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II OJK Bambang Wijanarko dalam launching OJK Box, Selasa (2/11). Sebelumnya, aplikasi serupa sudah diimplementasikan kepada bank-bank umum. Namun kini sejumlah 33 BPR dan 11 BPRS akan menggunakan sistem serupa. Bambang berharap kehadiran aplikasi ini dapat memberikan manfaat bagi BPR/BPRS dalam menyampaikan informasi transaksional dan mempermudah pengawasan bagi OJK. Dengan demikian, BPR/BPRS dapat menjadi perbankan yang lebih kompetitif dan daya tahan yang lebih baik. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan peluncuran aplikasi ini merupakan upaya dalam meningkatkan pengawasan BPR/BPRS. Selain itu, langkah ini juga sejalan dengan Roadmap Pengembangan Perbankan Indonesia (RP2I) 2020-2025. Menurutnya aplikasi ini memiliki keuntungan bagi OJK dan perbankan. Salah satunya adalah memudahkan pekerjaan bankir pada saat OJK melakukan pengawasan on site. "Saat pengawas kami datang ke bank, kami tidak lagi meminta laporan yang dibutuhkan dalam melakukan on site supervision sehingga ini dapat menghemat waktu karena pengawas langsung mengurus analisa laporan," ujarnya. Bagi OJK, aplikasi ini dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan. Selain itu, OJK dapat mendeteksi potensi permasalahan bank secara lebih dini dan lebih responsif. Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida mengatakan aplikasi ini merupakan bagian dari inisiatif strategis dalam memanfaatkan informasi dan teknologi dalam bidang pengawasan. Nurhaida tidak menutup kemungkinan, ke depan aplikasi ini akan digunakan di sektor industri keuangan lainnya seperti pasar modal. Ia pun menambahkan OJK akan terus mengembangkan sektor teknologi dalam bidang pengawasan seperti pemanfaatan big data, data diagnostik, hingga kecerdasan buatan. (fry/sfr) Source: CNN Indonesia
Selengkapnya
Biaya Transfer BI Fast Cuma Rp 2.500, 25 Detik Langsung Sampai
Jakarta - BI Fast Payment akan menjadi sistem infrastruktur baru untuk penyelesaian transaksi untuk segmen pembayaran ritel. Sistem ini nantinya akan menggantikan ini Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Kelebihan dari BI Fast ini adalah 24 jam penuh selama 7 hari, artinya tidak ada waktu istirahat. Sementara SKNBI waktu operasionalnya 6.30-16.45. BI Fast Payment juga menawarkan penyelesaian kliring dan setelmen yang cepat. Bahkan dijanjikan nantinya transfer uang hanya butuh 25 detik saja. Menariknya lagi untuk biaya transaksi maksimal ke nasabah/merchant BI Fast hanya Rp 2.500. Sebagai perbandingan untuk RTGS Rp 30.000 dan SKNBI Rp 2.900. Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Filianingsih Hendarta menegaskan BI Fast Payment bisa dilakukan di berbagai instrumen dan kanal pembayaran. "Ini orang biasanya rancu antara instrumen dan kanal. Instrumennya apa aja? Dia bisa menggunakan nota debet kredit, bisa menggunakan uang elektronik, bisa menggunakan kartu," terangnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (3/11/2021). Sementara untuk kanal pembayarannya BI Fast bisa dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari datang ke teller, internet banking, mobile banking, ATM, EDC hingga nantinya juga bisa melalui agen. "Bahwa nasabah bisa bertransaksi melalui berbagai instrumen dan berbagai kanal pembayaran, dan BI Fast ini akan memproses transaksi berdasarkan instruksi dari nasabah melalui peserta pengirim," tambahnya. Saat diluncurkan nanti, jumlah uang yang ditransfer melalui BI Fast Payment maksimal hanya Rp 250 juta. Namun Fili menegaskan jumlah tersebut akan bisa berubah sesuai dengan kondisi nantinya. Selain itu, BI Fast Payment juga menjanjikan perpindahan uang yang cepat di level bank, bukan hanya di level nasabah. Artinya uang yang berpindah antar bank juga akan realtime. "Kalau sekarang beberapa online transfer itu di nasabahnya memang realtime, tapi di banknya masih H+1," ucapnya. (das/eds) Source: Detik.com Author: Danang Sugianto
Selengkapnya
Lelang SUN dan SBSN Sisa Tahun 2021 Dibatalkan, Ini Alasannya
JAKARTA, iNews.id - Pemerintah membatalkan lelang rutin surat utang negara (SUN) dan sukuk negara atau surat berharga syariah negara (SBSN) di pasar perdana domestik yang masih terjadwal pada sisa tahun ini. Alasannya, karena target pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari penerbitan surat berharga negara (SBN) sudah tercapai.  Selain itu, berdasarakan keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan yang dikutip dari Antara, lelang terjadwal ditiadakan dengan mempertimbangkan outlook penerimaan dan belanja negara pada akhir 2021, yang diperkirakan mampu menjaga kinerja defisit APBN dalam posisi yang aman. Sisa lelang penerbitan SUN dan SBSN yang ditiadakan di sisa 2021 adalah lelang SUN pada 9 November, 23 November, dan 7 Desember serta lelang SBSN pada 16 November, 30 November, dan 14 Desember. Terkait rencana pembiayaan selanjutnya, pemerintah dimungkinkan untuk melakukan penerbitan SBN pada kuartal IV 2021 dalam rangka memenuhi kebutuhan pembiayaan APBN 2022 atau prefunding. Namun, pemerintah akan memantau kondisi makro ekonomi dan pasar keuangan kuartal IV 2021 serta kebutuhan kas negara di awal tahun 2022 untuk pelaksanaan prefunding tersebut. Sebelumnya, untuk pembiayaan negara melalui penerbitan SUN dan SBSN untuk APBN 2021 hingga awal November, pemerintah telah menyerap dana masing-masing Rp576,74 triliun dan Rp224,19 triliun dengan total sebesar Rp800,93 triliun. Salah satu penawaran tertinggi investor yang masuk untuk lelang SUN terjadi pada 3 Agustus 2021, yakni sebesar Rp107,78 triliun atau tertinggi kedua sepanjang sejarah penerbitan SUN. Source: Inews.id Author: Suparjo Ramalan Editor : Jujuk Ernawati
Selengkapnya
Meleset dari target, ekonomi Indonesia cuma tumbuh 3,5% di kuartal III-2021
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada dalam zona positif pada kuartal III-2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian periode Juli-September 2021 tumbuh 3,51% secara tahunan (yoy) Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga berlaku (ADHB) tercatat Rp 4.325,4 triliun. Kemudian, bila dilihat atas dasar harga konstan (ADHK) tercatat Rp 2.815,9 triliun. Sayangnya, meski berada dalam zona positif, pertumbuhan ekonomi Indonesia ini lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada kuartal II-2021. Sekedar mengingatkan, pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua mencapai 7,07% yoy. Margo bilang, penurunan angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2021 ini tak lepas dari adanya peningkatan kasus harian Covid-19 yang membuat pemerintah menarik rem darurat berupa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan PPKM Level. “PPKM ini berpengaruh besar karena menghambat mobilitas dan mengganggu aktivitas ekonomi secara keseluruhan,” ujar Margo via video konferensi, Jumat (5/11). Tak hanya lebih rendah dari kuartal II-2021, realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga ini pun meleset dari perkiraan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 mencapai 4,5% yoy. Bahkan, angka ini lebih optimistis daripada proyeksi sebelumnya yang sebesar 4% yoy. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bahkan lebih percaya diri. Dia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi di periode Juli-September 2021 bisa tumbuh di kisaran 5% yoy, meski pada awal Juli 2021 dihadang badai Covid-19. Perry tak menampik, pembatasan kegiatan masyarakat ini menekan kegiatan ekonomi masyarakat, terlihat dari menurunnya aktivitas transaksi ekonomi dan keuangan. Namun, penurunan kegiatan ekonomi ini hanya bersifat sementara. Pasalnya, setelah PPKM menunjukkan hasil dengan penurunan angka penyebaran kasus, BI melihat adanya peningkatan kegiatan ekonomi bahkan pada akhir Juli 2021 dan terus berlanjut pada Agustus 2021 dan hingga saat ini. Source: Kontan.co.id Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
Selengkapnya
FUND TIME: Saham atau Reksa Dana
Hai #SobatKIMIKali ini KIMI @kiwoom.invest akan berkolaborasi dengan @kiwoomid untuk ngomongin peluang cuan di reksa dana dan saham.Save the date:Senin, 8 November 2021Pukul 16.00 WIBSee u there...????
Selengkapnya
Pandemi Mereda, Pemerintah Pede Ekonomi RI 2021 Tumbuh 3,7-4%
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi setahun penuh ini bisa tercapai 3,7% sampai 4%. "Pemerintah optimis pertumbuhan full year bisa tercapai 3,75-4%," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (8/11/2021). Hal itu didukung karena menurutnya, resiliensi perekonomian RI dinilai bagus. Baik dari cadangan devisa, neraca perdagangan, hingga IHSG atau nilai tukar. "Walaupun fluktuatif tetapi relatif stabil," ungkapnya. Sementara untuk utang luar negeri diungkapkan sudah mencapai US$ 42,5 miliar dan inflasi disebut terjaga di kisaran 1,6% sampai 1,97%. Terkait, progres program pemulihan ekonomi nasional (PEN) hingga 5 November 2021 sudah mencapai 61,3% dari pagu Rp 744,77 triliun atau realisasinya Rp 456,35 triliun. "Klaster kesehatan Rp 126,65 triliun atau 58,9%, kemudian perludingan sosial Rp 132,49 triliun atau 72,4%, klaster prioritas Rp 72,59 triliun atau 51,6%, untuk dukungan UMKM Koperasi Rp 63,45 triliun atau 39,1% dan insentif usaha sudah 97,4% atau Rp 61,17 triliun," tutupnya. Sementara untuk perpanjangan PPKM luar Jawa-Bali, Airlangga mengumumkan bahwa akan diperpanjang dari 9-22 November 2021. "Atau di perpanjang 2 minggu dengan kreteria level asesmen ditambahkan capian vaksin," imbuhnya. (dna/dna) Source: Detik.com Author: Aulia Damayanti
Selengkapnya
Jangan Kelewat! Ada IPO Jumbo Grup Cimory Rp 4 T nih
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan produsen produk susu dan makanan Cimory, PT Cisarua Mountain Dairy, berencana melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan prospektus e-IPO yang disampaikan kepada BEI, perseroan berencana menawarkan sebanyak 1.190.203.000 saham baru atau setara 15% saham. Adapun, harga penawaran umum perdana saham perseroan di kisaran Rp 2.780 sampai dengan Rp 3.160 per saham, sehingga dari IPO ini perseroan berpotensi menggalang dana sebesar Rp 3,30 triliun sampai dengan Rp 3,76 triliun atau nyaris Rp 4 triliun dengan asumsi harga tertinggi. Bersamaan dengan IPO, perseroan juga akan melaksanakan program kepemilikan saham pegawai (Employee Stock Allocation/ESA), sebanyak-banyaknya 0,60% dari jumlah saham yang ditawarkan dari penawaran umum atau sebanyak 700.000 saham. Tak hanya itu, Cimory Grup juga akan melaksanakan program pembelian saham kepada manajemen dan pegawai (MESOP, management employee stock option) ayang diselenggarakan secara bertahap dengan jumlah saham yang diterbitkan maksimal 10%. Rencananya, perseroan akan menggunakan dana sekitar 33% untuk belanja modal yang berkaitan dengan penambahan kapasitas untuk fasilitas produksi dalam bentuk properti, pabrik, dan peralatan. Sekitar 25% akan digunakan untuk penyetoran modal kepada entitas anak, yaitu PT Macroprima Panganutama (MP) yang bergerak di bisnis pengolahan dan pengalengan makanan. Selanjutnya, sekitar 20% akan dialokasikan untuk penyetoran modal usaha entitas anak perseroan, PT Macrosenta Niagaboga yang bergerak di bisnis agen dan distributor. 15% dana IPO akan digunakan untuk belanja modal yang berkaitan dengan ekspansi saluran distribusi berupa penambahan 68.000 chiller di toko dan retail. Kemudian, sisanya sekitar 7% akan digunakan untuk modal kerja pembiayaan operasional. Dalam IPO ini, perseroan menunjuk PT CLSA Sekuritas Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana efek. Masa penawaran awal IPO Cimory Grup dijadwalkan pada 10 November sampai dengan 17 November. Perkiraan tanggal efektif pada 26 November. Selanjutnya, masa penawaran umum perdana saham pada 30 November sampai 2 Desember 2021. Tanggal penjatahan pada 2 Desember dan perkiraan tanggal pencatatan saham di BEI pada 6 Desember 2021. Sebagai informasi, perseroan adalah produsen produk susu premium dan makanan konsumen premium yang didirikan oleh Bambang Sutantio sejak tahun 1993. Portofolio produk susu premium perseroan terdiri dari yogurt dan produk susu yang dijual dengan merek "Cimory". Portofolio makanan konsumen premium Perseroan terdiri dari berbagai produk siap masak dan siap makan seperti sosis, nugget ayam, daging luncheon, produk makanan laut, pelengkap makanan berbahan dasar telur, dan produk telur cair, yang dijual dengan merek "Besto", "Kanzler", "Kanzler Singles", "Juragan", "Euro Gourmet", dan "Mamayo". Perseroan memiliki enam fasilitas produksi yang berlokasi strategis untuk memenuhi basis konsumen perseroan. Sebanyak tiga fasilitas produksi didedikasikan untuk produk susu premium Perseroan, satu berlokasi di Sentul, satu berlokasi di Semarang, dan satu berlokasi di Pasuruan, serta tiga fasilitas produksi yang didedikasikan untuk makanan konsumen premium, satu berlokasi di Cikupa dan dua berlokasi di Semarang. (tas/tas) Source: CNBC Indonesia Author: Syahrizal Sidik  
Selengkapnya
Masa Penawaran Tinggal Sepekan, Sukuk Tabungan ST008 Terjual Rp4,3 Triliun
Bisnis.com, JAKARTA — Pemesanan sukuk tabungan (ST) seri ST008 telah mencapai Rp4,3 triliun sepekan sebelum masa penawaran ditutup Berdasarkan data yang dilansir dari salah satu mitra distribusi daring Rabu (10/11/2021) sekitar pukul 15.48, total penjualan ST008 telah menyentuh Rp4,3 triliun. Adapun kuota pemesanan pada mitra distribusi tersebut sudah tercatat Rp0 dari target Rp4,3 triliun. Jumlah tersebut kian mendekati target pemerintah yang mematok jumlah pemesanan sebesar Rp5 triliun. Adapun, masa penawaran dibuka hingga 17 November 2021 mendatang. Dengan kata lain, penawaran seri ST008 tersisa 7 hari. Kupon yang ditetapkan untuk seri ST008 sebesar 4,80 persen yang bersifat mengambang atau floating with floor. Artinya besaran kupon ST008 akan disesuaikan dengan perubahan tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI) sebagai acuan. Pembayaran kupon akan dilakukan pada tanggal 10 Desember 2021-10 Februari 2022 dengan kupon yang berlaku kupon sebesar 4,80 persen. Perinciannya, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) pada saat penetapan sebesar 3,50 persen ditambah spread yang ditetapkan sebesar 130 bps. Spread 130 bps ini akan tetap sebesar sampai dengan jatuh tempo dan tingkat kupon minimal tidak akan berubah sampai dengan jatuh tempo. Sementara itu, tanggal pembayaran kupon ini akan dibayarkan setiap tanggal 10 setiap bulannya. Masyarakat yang tertarik berinvestasi pada instrumen ritel yang mempunyai tanggal jatuh tempo 10 November 2023 ini dapat mulai memesan dengan minimum pemesanan Rp1 juta dan maksimum Rp1 miliar. Proses pemesanan pembelian ST008 secara online dilakukan melalui 4 tahap yaitu registrasi atau pendaftaran, pemesanan, pembayaran dan setelmen atau konfimasi. Pemesanan pembelian disampaikan melalui sistem elektronik yang disediakan Mitra Distribusi yang memiliki interface dengan sistem e-SBN. Source: Bisnis.com Author: Lorenzo Anugrah Mahardhika Editor : Annisa Sulistyo Rini
Selengkapnya
Survei BI: Masyarakat Optimistis Ekonomi RI Makin Membaik
Jakarta - Kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen dalam hasil Survei Konsumen Oktober 2021 dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan masyarakat kian optimistis dalam pemulihan ekonomi nasional. Upaya penanganan pandemi di Indonesia pun diyakini dapat berjalan beriringan dengan aspek perekonomian. "Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terus menguat dan tumbuh optimis sejalan dengan membaiknya penanganan pandemi. Pemerintah mengapresiasi hal ini," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate dalam keterangan tertulis, Kamis (11/11/2021). Menurutnya data dari BI tersebut menjadi bukti kebijakan gas dan rem selama ini efektif menyeimbangkan aspek pemulihan ekonomi dan kesehatan. Dengan begitu diharapkan tren positif bisa dipertahankan. Sehingga perputaran ekonomi Indonesia terus tumbuh dan pandemi dapat terkendali. Survei Konsumen Oktober 2021 dari Bank Indonesia dalam hal Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat menguat menjadi 113,4 dari sebelumnya 95,5 pada September 2021. Level IKK yang sudah mencapai lebih dari 100 ini menunjukkan keyakinan konsumen berada pada area optimistis. Kenaikan IKK dinilai turut didorong oleh perbaikan pada Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terpantau membaik, terutama dalam hal ketersediaan lapangan kerja dan penghasilan. Johnny menerangkan hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang telah melonggarkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di berbagai daerah mengingat penanganan COVID-19 yang terus membaik. "Penguatan keyakinan konsumen ini tentunya dipengaruhi oleh membaiknya aktivitas ekonomi dan penghasilan masyarakat, seiring dengan pembukaan kegiatan di berbagai sektor," kata Johnny. Johnny yakin tren positif masih akan berlanjut ke depannya. Apalagi dalam waktu dekat akan memasuki momentum Natal dan Tahun Baru yang bisa memacu aktivitas konsumsi masyarakat. Kendati demikian, Johnny mewanti-wanti masyarakat untuk tetap waspada terhadap risiko penularan COVID-19. "Dalam melakukan aktivitas konsumsi, sedapat mungkin tetap bijak bermobilitas, hindari kerumunan, dan terapkan protokol kesehatan dengan baik, pakai masker dengan benar. Kita tidak ingin momentum yang baik ini terdistraksi kembali dengan lonjakan kasus," pungkasnya. (prf/ega) Source: Detik.com Author: Jihaan Khoirunnisaa - detikFinance
Selengkapnya
OJK: Kredit perbankan naik 2,21% yoy pada September 2021
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan bisa kembali mengoptimalkan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) seiring pulihnya permintaan kredit. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan kredit perbankan terus meningkat 2,21% year on  year (yoy) pada September 2021. Pertumbuhan kredit perbankan di sektor transportasi melesat 14,59% yoy, pertanian tumbuh 4,34%, rumah tangga naik 3,6%, dan konstruksi juga tumbuh positif 3,77%. Kendati demikian, NII tidak hanya dipengaruhi oleh permintaan kredit, terdapat aspek lain seperti biaya dana yang harus dijaga. Bank Rakyat Indonesia (BRI) mampu mencatatkan pertumbuhan NII sebesar 27,9% yoy dari Rp 56,04 triliun menjadi Rp 71,69 triliun di September 2021. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan faktor utamanya karena bank mampu menurunkan biaya dana. “Terlihat dari beban bunga BRI yang tercatat menurun 35,2 persen yoy, dari Rp 29,8 triliun di akhir September 2020 menjadi Rp 19,3 triliun pada akhir September 2021,” ujar Aestika kepada Kontan.co.id pada Rabu (10/11). Lanjut ia, pencapaian tersebut tak lepas dari strategi perseroan yang terus berupaya untuk meningkatkan porsi dana murah (CASA) dengan cara memperbaiki struktur pendanaan. Melalui platform simpanan berbasis digital dan pengembangan micropayment system. “BRI memiliki strategi untuk meningkatkan rekening tabungan dan giro di ekosistem platform digital sebagai source of fund. Dari sisi ekosistem pembayaran, kolaborasi BRI dengan berbagai strategic partners terus memperluas akses bagi nasabah untuk bertransaksi,” paparnya. Seiring dengan itu, BRI berhasil menurunkan biaya dana atau cost of fund (cof) secara signifikan. Secara bank only, CoF BRI pada akhir September 2021 tercatat 2,14% turun dari September 2020 sebesar 3,45% Direktur Keuangan PermataBank, Lea Kusumawijaya menyatakan faktor harga atau bunga juga berpengaruh terhadap NII. Selain itu sumber pendanaan bank dalam menyalurkan kredit turut berperan. “Jadi kami punya target pertumbuhan kredit 2022 sejalan target di industri, harapannya sudah bisa 6% atau lebih. Pendapatan bunga bersih, akan dipengaruhi biaya dana dana pihak ketiga (DPK),” papar Lea pada Rabu (11/10). Ia menyatakan, Bank Permata akan fokus untuk meningkatkan dana murah atau current account and saving account (CASA) dari tabungan dan giro. Tujuannya agar biaya dana bank bisa lebih terjaga lagi. “Sehingga NII akan tumbuh, bisa sejalan dengan pertumbuhan minimum kredit. Bila biaya dana bisa lebih efisiensi maka NII lebih optimal,” jelasnya. Bank Permata berhasil mencatatkan pertumbuhan NII 28% yoy dari Rp 4,65 triliun menjadi Rp 5.94 triliun hingga September 2021. Kinerja itu didorong oleh kenaikan kredit 21% yoy dari Rp 102,89 triliun menjadi Rp 124,17 triliun. Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah bertumbuh sebesar 23% YoY menjadi Rp 163,5 triliun terutama dikontribusikan oleh pertumbuhan tabungan dan giro sebesar 28%. Kenaikan ini sejalan dengan strategi Bank untuk memfokuskan pertumbuhan simpanan nasabah dengan biaya dana yang lebih murah. Tujuannya untuk mendukung penyaluran kredit dengan suku bunga yang lebih bersaing dalam jangka panjang. Sejalan dengan hal tersebut, rasio CASA Bank mengalami peningkatan menjadi 53%, lebih tinggi dibandingkan posisi September 2020 sebesar 50,8%. Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) Royke Tumilaar menyatakan NII meningkat 17,6% YoY dari Rp 24,39 triliun menjadi Rp 28,70 triliun pada kuartal ketiga 2021. Itu merupakan efek pendistribusian kredit BNI yang masih tumbuh 3,7% YoY dari Rp 550,07 triliun menjadi Rp 570,64 triliun pada September 2021. Source: Kontan.co.id Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .
Selengkapnya
BI masih pertahankan suku bunga acuan di level 3,5%
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memutuskan kembali menahan suku bunga acuan alias BI 7 days reverse repo rate di level 3,50% dalam Rapat Dewan Gubernur BI bulan November 2021. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ini sejalan dengan perlunya bank sentral dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan sistem keuangan karena ketidakpastian di pasar keuangan global. “Juga di tengah perkiraan inflasi yang rendah, serta upaya kami dalam mendukung pemulihan pertumbuhan ekonomi di tengah Covid-19.,” ujar Perry, Kamis (18/11).  Selain menahan suku bunga acuan, bank sentral juga mempertahankan suku bunga deposit facility sebesar di level 2,75% dan suku bunga lending facility di level 4,25%.  Source: Kontan.co.id Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
Selengkapnya
Tren Investasi Baru yang Capai Rp 152 T, Apa Itu NFT?
Jakarta, CNBC Indonesia - Tren investasi kripto berjenis non-fungible token (NFT) semakin meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini karena minat masyarakat untuk memperjual belikan aset dan karya seni digital melalu NFT semakin meningkat. Berdasarkan data DappRadar pada kuartal III-2021, volume penjualan NFT sudah mencapai US$10,7 miliar atau Rp 152,3 triliun. Angka ini naik tajam dari 'hanya' US$1,3 miliar atau Rp 18,5 triliun pada kuartal II dan kuartal I sebesar US$1,2 miliar atau Rp 17 triliun. Pada pasar NFT terbesar, OpenSea mencatatkan penjualan mencapai US$ 3,4 miliar (Rp 48,4 triliun) di bulan Agustus. Satu bulan berikutnya penjualan tetap kuat di saat pasar saham global tersendat. Capaian ini sering dikaitkan dengan tren kenaikan harga mata uang kripto saat pandemi. Sebab orang menggunakan uang kripto saat membeli NFT. Meski para penggemar menyebutkan aset kripto memiliki nilai terlepas dari kondisi pasar. NFT adalah aset digital yang mewakili aset di dunia nyata. Ini seperti sertifikat digital bagi mereka yang memiliki foto, video atau bentuk virtual lainnya. Hal ini akan tercatat di blockchain. Bila sudah dienkripsi di blockchain, pihak lain tidak dapat menduplikasi atau mereplikasi aset tersebut. Bahkan tak hanya sekadar karya seni, utamanya dalam bentuk digital, NFT juga diprediksi akan jadi bagian masa depan industri game. Hal ini diungkapkan oleh penerbit game, Electronic Arts (EA). Kepada para investor, Chief Executive EA, Andrew Wilson mengatakan pemain FIFA ingin melihat NFT. "(Pemain) ingin lebih banyak modalitas dalam permainan di dalam game, yang melampaui sekedar sepak bola 11 lawan 11," kata dia, dikutip BBC, Minggu (7/11/2021) lalu. "Mereka menginginkan lebih banyak pengalaman digital di luar game, eSport, NFT, konsumsi olahraga yang lebih luas dan mereka ingin kami bergerak dengan sangat cepat". Dia menambahkan ide soal NFT masih sangat awal dan datang dengan 'banyak hype'. "Masih terlalu awal mengetahui bagaimana cara kerjanya," ungkapnya. Sayangnya ide tersebut sangat kontroversial di kalangan gamer. Misalnya platform game Steam melarang game berbasis blockchain dan NFT di platformnya. Menurut sejumlah desainer game percaya bahwa NFT buruk untuk game secara keseluruhan. Namun studio lain, termasuk Ubisoft, menyetujui ide tersebut. Analis industri game, Piers Harding-Rolls dari Ampere mengungkapkan jika NFT dan blockchain adalah pengganggu baru pada sektor game. Menurutnya, seluruh menerbit besar, termasuk EA melihat adanya potensi pada format itu untuk bisa menghasilkan uang. "Ini akan jadi praktik komersial yang buruk untuk tidak menganalisa bagaimana teknologi bisa berdampak pada bisnis yang ada," jelasnya. (chd/chd) Source: CNBC Indonesia
Selengkapnya