Imbal Hasil US Treasury Naik ke Tertinggi 5 Bulan, Harga Emas Tertekan
22/10/2021

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas sedikit lebih rendah dalam perdagangan bergejolak pada akhir transaksi Kamis (21/10/2021) waktu New York, setelah dua hari beruntun mencatat keuntungan.

Emas tertekan oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang melawan dukungan dari kekhawatiran atas kenaikan inflasi dan sektor properti China yang bermasalah.

Mengutip Antara, Jumat (22/10/2021), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, tergelincir US$3 atau 0,17 persen, menjadi ditutup pada US$1,781,90 per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (20/10/2021), emas berjangka melonjak US$14,4 atau 0,81 persen menjadi US$1.784,90 per ounce.

Emas berjangka juga terangkat US$4,8 atau 0,27 persen menjadi US$1.770,50 pada Selasa (19/10/2021), setelah jatuh US$2,6 atau 0,15 persen menjadi US$1.765,70 pada Senin (18/10/2021), dan anjlok US$29,6 atau 1,65 persen menjadi US$1.768,30 pada Jumat (15/10/2021).

"The Fed akan melakukan tapering dan imbal hasil akan mencapai level tertinggi sepanjang masa sehingga tidak ada alasan bagi orang untuk memarkir uang mereka di aset-aset aman yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang menjadi acuan naik ke tertinggi lima bulan, karena ekonomi yang pulih dengan cepat memperbarui pertanyaan tentang kapan Federal Reserve akan menaikkan suku bunganya.

Sementara emas sering dianggap sebagai lindung nilai inflasi, pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Streible mengatakan saham Evergrande yang mengakhiri sesi dengan 12,5 persen lebih rendah adalah positif untuk emas.

Ekuitas di seluruh Asia dan Eropa jatuh setelah Evergrande mengatakan pada Rabu (20/10/2021) malam bahwa mereka telah membatalkan kesepakatan untuk menjual 50,1 persen saham di unit jasa propertinya, dan kekhawatiran inflasi juga berdampak pada pasar.

Analis UBS mengatakan dalam sebuah catatan bahwa ekspektasi inflasi yang meningkat dan ekspektasi pertumbuhan yang melemah dapat mendukung harga emas dalam satu atau dua bulan ke depan. Dua pejabat Federal Reserve AS mengatakan pada Rabu (20/10/2021) bahwa sementara bank sentral harus mulai mengurangi langkah-langkah stimulusnya, itu terlalu dini untuk kenaikan suku bunga.

Data ekonomi yang dirilis pada Kamis (21/10/2021) juga beragam. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal AS dalam pekan yang berakhir 16 Oktober turun 6.000 menjadi 290.000 yang disesuaikan secara musiman.

Federal Reserve Philadelphia mengatakan ukuran aktivitas bisnis regionalnya turun menjadi 23,8 pada Oktober dari 30,7 pada bulan sebelumnya. Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 27,5 sen atau 1,12 persen, menjadi ditutup pada US$24,17 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun US$2,6 atau 0,25 persen, menjadi ditutup pada US$1.049,70 per ounce.

Source: Bisnis.com

Author: Newswire

Editor : Farid Firdaus

Kembali ke halaman artikel
Artikel Terbaru
Arsip