JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mengaku bakal terus berkontribusi mengembangkan instrumen pasar keuangan hijau dan berkelanjutan, guna mendorong pembiayaan ekonomi di Tanah Air.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, pembiayaan berkelanjutan atau sustainable finance merupakan salah satu topik dari 6 isu prioritas di bidang keuangan yang akan diangkat pada Presidensi G20 Indonesia.
"Isu keuangan berkelanjutan ini terkait upaya dalam mengembangkan sumber-sumber pembiayaan yang dapat mendukung upaya dunia dalam mengatasi perubahan iklim," kata dia, dalam keterangannya, Senin (25/10/2021). "Termasuk menangani risiko transisi menuju ekonomi rendah karbon. G20 adalah forum kerja sama multilateral yang bertujuan mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif," tambahnya.
Destry menjelaskan, dalam rangka pengembangan instrumen pembiayaan proyek ramah lingkungan itu, seluruh pemangku kepentingan harus berkolaborasi mengimplementasikan kerangka kerja yang komprehensif dari kebijakan berkelanjutan nasional.
"Sehingga tercipta ruang untuk memperkuat dan mengembangkan aspek fundamental dan infrastruktur ekosistem keuangan berkelanjutan, misalnya terkait taksonomi, lembaga pendukung, regulasi, dan hal-hal lain," tuturnya.
Destry berharap, seluruh regulator terkait diharapkan dapat melakukan perencanaan matang dalam pengembangan pasar keuangan berkelanjutan demi mencapai kesejahteraan masyarakat Indonesia.
"BI akan terus berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk terus mendorong kesadaran akan keuangan berkelanjutan dan aplikasinya dalam pasar keuangan dan ekonomi secara keseluruhan," ucapnya.
Sebagai informasi, salah satu isu utama konsep keberlanjutan yang menjadi perhatian global maupun Indonesia adalah dampak perubahan iklim terhadap stabilitas pertumbuhan ekonomi dan sistem keuangan.
Hal itu ditunjukkan melalui komitmen Indonesia dalam Perjanjian Paris tahun 2015 untuk turut berkontribusi membatasi pemanasan global tidak melewati ambang batas 2 derajat celcius dan berupaya maksimal tidak melewati 1,5 derajat celcius, dibandingkan dengan saat sebelum revolusi industri.
Source: Kompas.com
Penulis : Rully R. Ramli
Editor : Yoga Sukmana